Seluruh kekuatan yang ada didunia ini, bersumber dari kuasa Allah
SWT. Segala usaha pencapaian manusia dalam meningkatkan konsentrasi
batinnya kepada Allah, akan memberikan konsesi yang besar berupa
pengetahuan dan kemampuan melebihi rata-rata orang lain.
Mata Batin atau dalam Istilah Tasawuf Al Bathinah merupakan Indera
keenam yang Allah berikan kepada setiap manusia, Mata Batin ibarat kaca
yang dapat melihat sesuatu (bercermin) atau ibarat pisau tumpul yang
dapat diasah sampai tajam sehingga dapat memotong sesuatu benda.
Setiap manusia mempunyai mata batin yang asal mulanya Allah ciptakan
bersih tanpa ada noda sedikitpun tetapi kemudian dinodai oleh
sifat-sifat buruk dan keduniawian.
Ketika kita masih kecil mata batin kita masih bersih sehingga dapat
melihat hal-hal yang ghoib dan mudah menangkap Ilmu Pengetahuan dengan
mudah tetapi setelah kita besar mata batin kita sudah ternodai oleh
sifat-sifat buruk dan keduniawian sehingga tidak dapat melihat lagi
hal-hal yang ghoib (tertutup), tempat mata hati adalah Qalbu ( hati
nurani ) yang selalu berubah setiap saat sesuai dengan perbuatan manusia
sehari-hari jika berbuat jahat akan lupa kepada Allah maka Qalbu itu
menjadi kotor dan jika berbuat baik atau berzikir Qalbu itu akan bersih
kembali.
Dalam Hadist Nabi disebutkan : “Hati manusia itu ibarat sehelai kain
putih yang apabila manusia itu berbuat dosa maka tercorenglah /
ternodailah kain putih tersebut dengan satu titik noda kemudian jika
sering berbuat dosa lambat-laun sehelai kain putih itu berubah menjadi
kotor / hitam”. Jika hati nurani sudah kotor maka terkunci nuraninya
akan sulit menerima petunjuk dari Allah.
Ada Empat Tahapan Untuk Menajamkan atau Membersihkan Mata Batin :
Pertama, Mengosongkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, benci, dan dari sifat keduniawian.
Kedua, Membuang daya khayal yang mengganggu keyakinan hati kemudian berpikir tentang hal-hal yang ghoib yang kita ketahui.
Ketiga, Mendawamkan ( Kontinue ) sholat dan berzikir pada malam hari karena kesepian malam dapat menambah kekhusuk-an hati.
Keempat, Meningkatkan Iman dan Kecintaan kepada Allah yaitu :
mencintai Allah dari segala-galanya selalu Munajad ( mohon pertolongan
Allah ), dan Istikharoh ( meminta petunjuk dari Allah SWT )
LANGKAH-LANGKAH MEMPERKUAT CAHAYA BATHIN
Ada beberapa langkah yang memiliki pengaruh positif terhadap kecemerlangan Cahaya Batin manusia, yaitu :
> 1. Zikir
> 2. Do’a
> 3. Shalawat Nabi
> 4. Makanan Halal dan Bersih
> 5. Berpantang Dosa Besar
> 6. Berhati Ikhlas dan Berpantang Tamak
> 7. Bersedekah ( Dermawan )
> 8. Mengurangi Makan dan Tidur
> 9. Zikir Kalimah Toyyibah
> 10. Mengenakan Wewangian
> 2. Do’a
> 3. Shalawat Nabi
> 4. Makanan Halal dan Bersih
> 5. Berpantang Dosa Besar
> 6. Berhati Ikhlas dan Berpantang Tamak
> 7. Bersedekah ( Dermawan )
> 8. Mengurangi Makan dan Tidur
> 9. Zikir Kalimah Toyyibah
> 10. Mengenakan Wewangian
Beberapa hal tersebut diatas apabila diamalkan, Insya Allah seseorang
akan memiliki cahaya/kekuatan batin yang kuat sehingga apa yang
terprogram dalam hati akan cepat terlaksana.
1. Z i k i r.
Zikir memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecemerlangan cahaya
batin. Hati yang selalu terisi dengan Cahaya Zikir akan memancarkan Nur
Allah dan keberadaannya akan mempengaruhi perilaku yang serba positif.
Kebiasaan melakukan zikir dengan baik dan benar akan menimbulkan
ketentraman hati dan menumbuhkan sifat ikhlas. Hikmah zikir amatlah
besar bagi orang yang ingin membangkitkan kekuatan indera keenamnya (
batin ). Ditinjau dari sisi ibadah, zikir merupakan latihan menuju
Ikhlasnya hati dan Istiqomah dalam berkomunikasi dengan Al Khaliq ( Sang
Pencipta ).
Ditinjau dari sisi kekuatan batin, zikir merupakan metode membentuk
dan memperkuat Niat Hati, sehingga dengan izin Allah SWT, apa yang
terdapat dalam hati, itu pula yang akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Dengan kata lain, zikir memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
Membentuk, Memperkuat Kehendak, Mempertajam Batin, sekaligus bernilai
Ibadah.
Dengan zikir berarti membersihkan dinding kaca batin, ibarat sebuah
bohlam lampu yang tertutup kaca yang kotor, meyebabkan cahaya-sinarnya
tidak muncul keluar secara maksimal. Melalui zikir, berarti
membersihkan kotoran yang melekat sehingga kaca menjadi bersih dan
cahaya-sinarnya bisa memancar keluar.
Sampai disini mungkin timbul suatu pertanyaan. Apakah zikir memiliki
pengaruh terhadap kekuatan batin? untuk menjawab pertanyaan ini,
kiranya perlu diketahui bahwa hal tersebut merupakan bagian dari
karunia Allah SWT.
Dalam sebuah Hadist. Bahwa dengan selalu mengingat Allah menyebabkan
Allah membalas ingat kepada seorang hamba-Nya “Aku selalu menyertai dan
membantunya, selama ia mengingat Aku” karena itu, agar Allah
senantiasa mengingat Anda, perbanyaklah mengingat-Nya dengan selalu
berzikir.
2. Do’a.
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan Rohani pada dirinya, hendaklah
memperbanyak do’a kepada orang lain, disamping untuk diri sendiri dan
keluarganya. Caranya, cobalah anda mendo’akan seseorang yang anda kenal
dimana orang itu sedang mengalami kesulitan.
Menurut para Ahli Hikmah, seseorang yang mendo’akan sesamanya maka
reaksi do’a itu akan kembali kepadanya, contohnya : Anda mendo’akan si
“A” yang sedang dirundung duka agar Allah berkenan mengeluarkan dari
kedukaan, maka yang pertama kali merasakan reaksi do’a itu adalah orang
yang mendo’akan, baru setelah itu reaksi do’anya untuk orang yang
dituju.
Karena itu semakin banyak anda berdo’a untuk kebaikan sahabat, guru
anda, orang yang dikenal / tidak dikenal, siapa pun juga, maka akan
semakin banyak kebaikan yang akan anda rasakan. Sebaliknya jika anda
berdo’a untuk kejelekan si “A” sementara si “A” tidak patut di do’akan
jelek maka reaksi do’a tersebut akan kembali kepada Anda. Contohnya :
Anda berdo’a agar si “A” jatuh dari sepeda motor, maka boleh jadi anda
akan jatuh sendiri dari sepeda motor, setelah itu baru giliran si “A”.
Tetapi dalam sebuah Hadist disebutkan, Seseorang yang berdo’a untuk
kejelekan sesamanya maka do’a itu melayang-layang di Angkasa, jika orang
yang dido’akan jelek itu orang zalim maka Allah SWT akan
memperkenankan do’anya, sebaliknya jika orang yang dituju itu orang
baik-baik, maka do’a itu akan kembali menghantam orang yang berdo’a.
Dari sini lalu timbul konsep “Saling Do’a men Do’akan” seperti guru
memberikan atau menghadiahkan do’a berupa surat Al Fatehah kepada
muridnya. Sebaliknya murid pun berdo’a untuk kebaikan gurunya. Lalu
siapa yang patut disebut guru?. Guru adalah orang yang memberikan
informasi pengetahuan akan suatu ilmu. Dimana ilmu itu selanjutnya kita
amalkan dan bermanfaat.
Dalam Hadist yang lain disebutkan bahwa do’a yang mudah dikabulkan
adalah do’a yang diucapkan oleh seorang sahabat Secara Rahasia, Mengapa
?? ini disebabkan karena do’a itu diucapkan secara Ikhlas. Keikhlasan
memiliki nilai (kekuatan) yang sangat tinggi.
Karena itu perbanyaklah berdo’a atau mendo’akan sesama yang sedang
dirundung duka. Insya Allah reaksi dari do’a itu akan anda rasakan
terlebih dahulu, selanjutnya baru orang yang anda do’akan, semoga .
Di samping itu, mendo’akan seseorang memiliki nilai dalam membentuk
kepribadian lebih peka terhadap persoalan orang lain. Jika hal ini
dikaitkan dengan janji Allah ; Bahwa barang siapa yang mengasihi yang
dibumi maka yang dilangit akan mengasihinya, berlakulah hukum timbal
balik. Siapa menanam kebajikan ia akan menuai kebajikan juga, sebaliknya
jika ia menanam kezaliman maka ia pun akan menuai kezalimannya juga.
3. Shalawat Nabi.
Mungkin sudah sering/ pernah mendengar nasihat dari orang-orang tua
kita bahwa kalau ada bahaya, kita disarankan salah satunya adalah untuk
memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Konon dengan mendo’akan keselamatan kepada Nabi, Allah SWT akan
mengutus para malaikat untuk ganti mendo’akan keselamatan kepada orang
itu. Dalam beberapa hadist Rasullullah SAW banyak kita temukan berbagai
keterangan tentang Afdalnya bershalawat. Diantaranya : “Setiap do’a
itu Terdindingi, sampai dibacakan Shalawat atas Nabi “. (HR. Ad-
Dailami).
Pada hadist yang lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa’I dan Hakim,
Rasullullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca Shalawat untuk Ku
sekali, maka Allah membalas Shalawat untuknya sepuluh kali dan
menanggalkan sepuluh kesalahan darinya dan meninggikannya sepuluh
derajat “.
Yang berkaitan dengan urusan kekuatan batin, terdapat dalam Hadist
yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, “Barangsiapa ber-Shalawat
kepada Ku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus
hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga
puluh lagi untuk kepentingan dunianya”.
Berdasarkan hadist-hadist itu, benarlah adanya jika orang-orang tua
kita menyuruh anak-anaknya untuk memperbanyak shalawat kepada anak
cucunya. Karena selain merupakan penghormatan kepada junjungannya juga
memiliki dampak yang amat menguntungkan dunia dan akhirat.
4. Makanan Halal dan Bersih.
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga
Ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan
makanan yang haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan
yang haram akan membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius. Makanan
yang haram disini bukan hanya dilihat dari jenisnya saja ( Misal ;
Babi, bangkai, dll. ), tapi juga dari cara dan proses untuk mendapatkan
makanan tersebut.
Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak
menyatu dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak
khusuk, berdo’a tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada
Allah.
Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk
diberi makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam
lingkaran ini sulit untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung
menjadikan hijab atau penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya
Illahiyah.
Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap
kejernihan hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih,
semakin banyak unsur makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang
banyak ternoda tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya.
Hati yang gelap menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap
nilai-nilai kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh
debu-debu, sulitlah cahaya menembus nya. Tapi dengan zikir dan menjaga
makanan haram, hati menjadi bersih bercahaya.
Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah,
jangan kotori diri anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari
makanan yang haram. Inilah mengapa para ahli Ilmu batin sering
menyarankan seorang calon siswa yang ingin suatu ilmu agar memulai
suatu pelajaran dengan laku batin seperti puasa.
Konon, puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul
dari makanan yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan
ilmu batin lebih mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada
suatu keyakinan bahwa puasa tidak terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya
hanya untuk mempersiapkan wadah yang bersih terhadap ilmu yang akan
diwadahinya.
Berpantang melakukan dosa-dosa besar juga dalam upaya membersihkan
rohani. Di mana secara umum kemudian dikenal pantangan Ma-Lima yaitu :
Main, Madon, Minum, Maling dan Madat, yang artinya berjudi, zina,
mabuk-mabukan, mencuri dan penyalahgunaan narkotika.
Walau lima hal ini belum mencakup keseluruhan dosa besar tetapi
kelimanya diyakini sebagai biang dari segala dosa. Judi umpamanya,
seseorang yang sudah terlilit judi andaikan ia seorang pemimpin maka
cendrung korup dan hanya kecil kejujuran yang masih tersisa padanya.
Begitu halnya dengan perbuatan seperti zina, mabuk-mabukan, mencuri,
dan menyalahgunakan narkotika diyakini sebagai hal yang mampu
menghancurkan kehidupan manusia. Karena itu orang yang ingin memiliki
kekuatan batin yang hakiki hendaknya mampu menjaga diri dari lima
perkara ini.
Seseorang yang sudah “Kecanduan” satu diantara yang lima perkara ini
bukan hanya rendah dipandang Allah, dipandangan manusia biasa pun ikut
rendah. Nurani yang kotor menyebabkan do’a-do’a tidak terkabul.
Beberapa langkah apabila dilakukan secara konsekuen, Insya Allah
menjadikan manusia “Sakti” Dunia Akhirat. Getaran batinnya kuat, ibarat
voltage pada lampu yang selalu di tambah getarannya sementara kaca yang
melingkari lampu itu pun selalu dibersihkan melalui laku-laku yang
positif.
Hikmah suatu amalan (bacaan) biasanya terkait dengan perilaku
manusianya. Dalam hadistnya Turmudzi meriwayatkan, “Seseorang yang
mengucapkan Laa ilaha illallah dengan memurnikan niat, pasti dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, sampai ucapannya itu dibawa ke Arsy selagi
dosa-dosa besar dijauhi”.
Hadist ini bisa ditafsiri bahwa suatu amalan harus diimbangi dengan
pengamalan. Adanya keselarasan antara ucapan mulut dengan tindakan
menyebabkan orang itu mencapai hakikatnya “Kekuatan-Kesaktian”.
6. Berhati Ikhlas Berpantang Tamak.
Seseorang yang memiliki hati ikhlas, tidak rakus dengan dunia lebih
memiliki kepekaan dalam menyerap pelajaraan ilmu batin. Secara logika,
orang yang berhati ikhlas lebih mudah memusatkan konsentrasinya pada
satu titik tujuan, yaitu persoalan yang dihadapinya.
Disebutkan bahwa orang yang berhati ikhlas diperkenankan Allah SWT
untuk : Berbicara, Melihat, Berpikir dan Mendengar bersama dengan
Lidah, Mata, Hati dan Telinga Allah ( baca hadist Thabrani ).
Hati yang ikhlas identik dengan ketiadaan rasa tamak. Orang yang
memiliki sifat ikhlas dan tidak tamak amat disukai manusia. Rasullullah
SAW pernah didatangi seorang sahabat yang ingin meminta resep agar
disukai Allah SWT dan disukai sesama manusia. Rasullullah bersabda :
“Jangan rakus dengan Harta Dunia, tentu Allah akan menyenangimu, dan
jangan tamak dengan hak orang lain, tentu banyak orang yang menyenangimu
“.
Hadist ini jika dikaitkan dengan kehidupan para spiritualis mereka
memiliki power pertama kali disebabkan karena kharismanya, jika
seseorang itu banyak disukai sesamanya maka apa yang diucapkan pun akan
dipercaya. Sebaliknya walau orang itu berilmu tinggi tetapi kalau tidak
disukai sesamanya maka apa yang diucapkannya pun tidak akan ada yang
menggubris.
7. Bersedekah ( Dermawan ).
Bersedekah selain untuk tujuan ibadah sosial juga memiliki pengaruh
terhadap menyingkirnya bahaya. Banyak hadist membahas masalah sedekah
berkaitan dengan tolak-balak. Dengan banyak bersedekah, seseorang akan
memperoleh limpahan rezeki dan kemenangan.
Rasullullah SAW bersabda : “Wahai Manusia !! Bertobatlah Kamu kepada
Allah sebelum mati, segeralah Kamu beramal saleh sebelum Kamu sibuk,
sambunglah hubungan dengan Tuhanmu dengan memperbanyak zikir dan
memperbanyak amal sedekah dengan rahasia maupun terang-terangan. Tuhan
akan memberi Kamu rezeki, pertolongan dan kemenangan”. (HR Jabir RA)
Dalam kehidupan bermasyarakat kita bisa melilhat hikmah dari sedekah
ini. Seseorang yang memiliki jiwa dermawan amat disukai sesamanya.
Logikannya jika orang itu disukai banyak orang maka ia jauh dari
bahaya.
Kisah nyata terjadi pada suatu daerah. Dua orang yang sama-sama
memiliki ilmu batin memiliki kebun mangga. Ketika hampir musim panen,
mangga dari seorang dermawan itu tidak ada yang mencurinya, sebaliknya
kebun mangga yang milik orang bakhil itu banyak dicuri anak-anak muda.
Disinyalir, pencurian itu terjadi karena unsur “Tidak Suka” dengan
pemilik kebun. Sedangkan anak-anak muda itu mengapa tidak mau mencuri
kebun milik sang dermawan, rata-rata mereka mengutarakan keengganannya
“Ah dia orang baik kok kita kerjain” katanya, nah anda ingin menang dan
sakti dunia akhirat ?? perbanyaklah sedekah.
8. Mengurangi Makan dan Tidur.
Sebuah laku tirakat yang universal yang berlaku untuk seluruh
makhluk hidup adalah puasa. Ulat agar bisa terbang menjadi kupu-kupu
harus berpuasa terlebih dahulu, ular agar bisa ganti kulit harus puasa
terlebih dahulu dan ayam agar bisa beranak pun harus puasa terlebih
dahulu.
Secara budaya banyak hal yang dapat diraih melalui puasa.
Orang-orang terdahulu tanpa mempermasalahkan sisi ilmiahnya aktivitas
puasa telah berhasil mendapatkan segala daya linuwih atau keistimewaan
melalui puasa yang lazim disebut tirakat.
Para spiritualis mendapatkan Wahyu maupun Wisik ( Petunjuk ghoib
melalui puasa terlebih dahulu ). Dan tradisi itu masih terus
dilestarikan orang-orang zaman sekarang. Intinya sampai kapanpun orang
tetap meyakini dengan mengurangi makan dalam hal ini adalah puasa,
seseorang akan memperoleh inspirasi baru, intuisi.
Tradisi kita, ketika secara budaya sudah tiada lagi tempat untuk
bertanya, melalui puasa seseorang bisa mendapatkan telinga yang baru dan
ketika ia tak lagi mampu berkata, dengan puasa seseorang mampu
memperoleh mulut yang baru.
Secara logika, puasa adalah bentuk kesungguhan yang diwujudkan
melalui melaparkan diri. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh saja
yang sanggup melakukannya. Aktivitas ini jika ditinjau dari sisi ilmu
batin, menunjukan bahwa kesungguhan memprogram niat itu yang akan
menghasilkan kelebihan-kelebihan.
Hati yang diprogram dengan singguh-sungguh akan menghasilkan seseuatu
yang luar biasa. Karena itu dalam menempuh ilmu batin, aktivitas puasa
mutlak dibutuhkan. Karena didalam puasa itu tidak hanya bermakna
melaparkan diri semata. Lebih dari itu, berpuasa memiliki tujuan
manonaktifkan nafsu syaithoni.
Non aktifnya nafsu secara tidak langsung meninggikan taraf spiritual
manusia, sehingga orang-orang yang berpuasa do’a nya makbul dan apa
yang terusik dalam hatinya sering menjadi kenyataan.
Menurut Imam Syafi’i dengan berpuasa seseorang terhindar dari lemah
beribadah, berat badanya, keras hatinya, tumpul pikirannya dan kebiasaan
mengantuk. Dari penyelidikan ilmiah puasa diyakini memiliki pengaruh
terhadap kesehatan manusia.
Orang-orang terdahulu memiliki ketajaman mata batin dan manjur Ilmu
kanuragannya karena kuatnya dalam Laku Melek atau mengurangi tidur malam
hari. Bahkan burung hantu yang dilambangkan sebagai lambang ilmu
pengetahuan pun disebabkan karena kebiasannya “Tafakur ” pada malam
hari.
Dalam filosofi ilmu batin, memperbanyak tafakur malam hari
menyebabkan seseorang memiliki “Mata Lebar”, yaitu ketajaman dalam
melihat dan membaca apa-apa yang tersirat dibalik kemisterian alam
semesta ini.
Bahkan ketika agama Islam datang pun membenarkan informasi sebelumnya
yang dibawa oleh agama lain. Hanya Islam yang menginformasikan bahwa
dengan ber-Tahajud ketika orang lain terlelap dalam tidur, menyebabkan
orang itu akan ditempatkan Allah SWT pada tempat yang terpuji.
Pada keheningan malam terdapat berbagai hikmah. Melawan “Nafsu” tidur
menuju ibadah kepada Allah SWT dan dalam suasana hening itu
konsentrasi mudah menyatu. Saat inilah Allah SWT memberikan keleluasaan
kepada hamba-hamba-Nya guna memohon apa saja yang diinginkan.
Banyak para spiritualis yang memiliki keunikan dalam ilmu batin bukan
karena banyaknya ilmu dan panjangnya amalan yang dibacanya, melainkan
karena laku prihatin pada malam harinya. Insya Allah seseorang yang
membiasakan diri tafakur dan beribadah pada malam hari, maka Allah SWT
akan memberikan keberkahan dalam ilmu-ilmunya.
9. Zikir Kalimah Toyyibah.
Ada hal-hal yang tersembunyi dibalik zikir kalimah Toyyibah “La
ilaha illallah” pertama, zikir ini disebut sebagai sebaik-baiknya zikir,
berdasarkan hadist riwayat Nasa’i, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban, dan Hakim
“Afdhaluzd dzikri La ilaha Illallaahu” yang artinya : sebaik-baik
zikir adalah La ilaha illallah.
Kemudian pada hadist yang lain disebutkan bahwa dengan zikir kalimah
Toyyibah ini menyebabkan pintu langit terbuka, selagi yang membaca
kalimah itu orang yang menjauhi dosa-dosa besar. Sedangkan dengan
mengamalkan zikir kalimah ini, sepanjang zikir ini diamalkan secara
tulus ikhlas mengharap ridho Allah SWT, justru Allah yang akan mengatur
potensi manusia.
Dalam hadist Qudsy tersurat : “Barang siapa disibukkan zikir
kepada-Ku sehingga tidak sempat memohon dari-Ku maka Aku akan
memberikan yang terbaik dari apa saja yang Ku berikan”.
Artinya : hikmah dari zikir kalimah Toyyibah itu, seseorang akan
diberi karunia oleh Allah SWT walau jenis karunia itu tidak dimintanya.
Ini Yang disebut dengan rezeki yang tak terduga-duga.
Hikmah lain, dari membiasakan diri berzikir kalimah “La ilaha
illallah “, secara tidak langsung berarti merekam kalimat itu pada alam
bawah sadar manusia. Seseorang dalam kondisi kritis, kalimat yang
reflek muncul dari alam bawah sadarnya adalah kalimat yang paling akrab
dengan lidah dan hatinya.
Maka, seseorang yang istiqomah dalam zikir kalimah “La ilaha illallah
“, bila saat sakaratul maut hendak menjemput, Insya Allah kalimat itu
yang akan muncul dari mulutnya. Dengan demikian berlakulah janji Allah
SWT bahwa seseorang yang diakhir hayatnya mengucapkan kalimat “La ilaha
illallah”, maka sorgalah balasannya.
Menyimak hal-hal dibalik kalimah Toyyibah ini, ada dua keuntungan
yang bisa kita raih. Pertama keuntungan dunia berupa ketenangan hati
akibat bias dari aktivitas zikir, juga keuntungan dunia berupa
datangnya karunia yang dilimpahkan yang lebih baik dibanding hamba lain
yang meminta.
Sedangkan pahala akhiratnya adalah menemui kematian dengan Khusnul
Khotimah. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang memperoleh
keuntungan dunia akhirat. Amin.
10. Memakai Wewangian.
Kalau kekuatan fisik seseorang ditentukan dari ototnya. Kekuatan
ilmu batin ditentukan dari roh. Memperkuat roh, salah satu caranya
dengan wewangian. Karena itu orang yang sedang mempelajari ilmu batin
atau ingin melestarikan kekuatan ilmu batin dalam jiwa raganya, ia
dituntut selalu mengenakan wewangian.
Disebutkan, wewangian amat dibenci setan dan disukai para malaikat.
Pengertian “Wangi” disini bukan sekedar wangi karena bau minyak wangi.
Wangi yang hakiki adalah wanginya kepribadian, dan itu berarti Ahlakul
Karimah. Tentu saja, melengkapi antara syareat dan hakikat itu seseorang
memang disunahkan memakai wewangian sekaligus menghiasi diri dengan
Ahlak yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar