BJM.COM - Seorang Pria
memasuki sebuah toko bunga. Dia memesan seikat bunga yang dapat
dikatakan sangat indah, untuk dikirimkan kepada ibundanya yang tinggal
sejauh 300 km di kota lain sebagai ucapan ulang tahun untuknya. Setelah
selesai dan mencatatkan alamat ibunya, dia pun keluar.
Ketika akan memasuki mobilnya,
dia melihat seorang gadis kecil di ujung jalan sedang menangis
tersedu-sedu. Dia pun menemui gadis kecil itu dan bertanya, “Kenapa
sayang?”
Gadis kecil itu menjawab
diantara isakan tangisnya, “Aku ingin sekali membelikan ibuku bunga,
setangkai mawar. Tapi sungguh aku tak punya uang untuk membelinya.
Uangku hanya seribu rupiah saja. Padahal harga mawar tiga ribu
banyaknya.”
Pria itu tersenyum dan berkata,
“Ayo Nak, kubelikan kamu bunga yang kamu mau.” Lantas dia dan gadis
kecil itu pun ke toko bunga. Dibelikannya gadis kecil itu setangkai
mawar yang indah. Dia pun membatalkan pesanan yang pertama dan
menggantinya dari seikat bunga menjadi karangan bunga untuk dikirimkan
ke ibundanya.
Setelah keluar dari toko, sang
Pria justru terkesan dengan polah si anak. Penasaran dengan seorang ibu
yang berhasil mendidik putri yang baru saja ditemuinya, sejurus kemudian
dia berpikir untuk mengantarkan si gadis kecil itu, maka dia pun
berkata, “Nak, bolehkah aku mengantarmu ke rumah ibumu.” Si gadis kecil
itu pun melonjak kegirangan. “Benarkah paman mau mengantarkanku menemui
ibu?”
“Tentu saja. Ke manapun akan ku antar” kata pria itu.
Mereka berdua memasuki mobil.
Lalu meluncur ke sebuah tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu.
Sesampainya ditempat yang dituju. Gadis kecil itu bergegas turun dan
berlari menuju sebuah pusara yang tanahnya masih basah.........Tempat
Pemakaman
“Disinilah tempat ibu saya,”
katanya sembari meletakkan setangkai mawar yang baru dibelinya tadi ke
pusara, setangkai mawar yang sejak tadi digenggamnya erat=erat dan
diciuminya sepanjang jalan, setangkai mawar yang ia sendiri tak mampu
untuk membelinya, setangkai mawar yang sanggup ia persembahkan untuk
mamanya yang telah tiada.
“Tinggalkan aku di sini saja. Nanti aku pulang sendiri. Aku ingin dekat dengan Mama.”
Pria itu tercenung,
tenggorokannya tercekat tak kuasa menahan air matanya yang hampir tumpah
saat teringat sesuatu. Bergegas dia menuju ke toko bunga. Dia
membatalkan kirimannya dan mengambil karangan bunga itu sendiri. Dia
kendarai sendiri mobilnya sejauh 300 km ke rumah ibundanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar