“Allaahumma
anta rabbii laa ilaa ha’illaa anta khalaqtanii wa ana abduka wa anaa
alaa ahdika, wawa’dika mastatha‘tu a uudzu bika min syarri maa shana’tu
abuu ‘ulaka bini’matika alayya wa abuu ‘ubizdanbii faghfirlii fa innahu
laa yaghfirudzunuu ba illaa anta.”
Artinya:
“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang menjadikan aku. Aku hambaMu dan aku dalam genggamanMu, aku dalam perjanjian beriman dan berta’at kepadaMu sekedar kesanggupan yang ada padaku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui atas dosaku, aku mohon keampunanMu, tidaklah ada yang dapat mengampuni dosa seseorang, hanya Engkaulah hai Tuhanku.”
“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang menjadikan aku. Aku hambaMu dan aku dalam genggamanMu, aku dalam perjanjian beriman dan berta’at kepadaMu sekedar kesanggupan yang ada padaku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui atas dosaku, aku mohon keampunanMu, tidaklah ada yang dapat mengampuni dosa seseorang, hanya Engkaulah hai Tuhanku.”
RIWAYAT
Sayyidina Jabir menjelaskan: Rasulullah saw, bersabda: “Pelajarilah dengan baik istighfar utama dan amalkanlah”
Makna sayyid
adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang
berkedudukan tinggi dikalangan mereka. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam
menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar atau raja
istighfar), yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar
dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
KANDUNGAN MAKNA
Ini adalah
doa agung yang mencakup banyak makna (taubat, merendahkan diri kepada
Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya).
At-Tayibi
menerangkan: Sayyidul Istighfar mengandung pengertian atas hubungan erat
antara seorang hamba dengan Tuhannya dan mengandung pengakuan atas
kelalaian dan kelengahan manusia dalam melaksanakan kewajiban terhadap
Tuhan. Padahal manusia telah membuat perjanjian ketika ia masih dalam
rahim ibu (dalam alam roh) bahwa ia dalam hidupnya akan senantiasa
berta’at dan berbakti kepada Tuhan. Mengakui atas nikmat-nikmat Tuhan,
nikmat harta benda, nikmat kelengkapan anggota tubuh dan kesempurnaan
panca indera, kesehatan badan, pikiran, kebahagiaan dan sebagainya.
Karena itu
manusia senantiasa mohon perlindungan kepada Tuhan, agar nikmat-nikmat
tersebut terpelihara dari kemusnahan, karena akibat perbuatan dirinya.
Disamping itu manusia mengakui berdosa dan merasa sangat terbatas dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan. Timbul kesadaran dari
hati nurani yang tulus ikhlas disertai dengan pengharapan mohon
keampunan Tuhan setiap pagi dan petang.
FADILAH SAYYIDUL ISTIGHFAR
Rasulullah saw menerangkan: “Siapa
membaca istighfar utama diwaktu pagi dengan penuh keyakinan sesuai arti
dan tujuan kalimat tersebut, kemudian ia meninggal pada hari itu, ialah
ahli surga. Dan siapa yang membaca diwaktu sore dengan cara itu,
kemudian ia meninggal pada malam hari, iapun ahli surga.”
Dari Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang
siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap
kesedihannya jalan keluar; dan untuk setiap kesempitannya kelapangan;
dan Allah memberi-nya rezeki (yang halal) dari arah yang tidak
disangka-sangkanya” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Bagi seorang
spiritualis dan pelaku ilmu hikmah, amalan ini merupakan pondasi
spiritual yang sangat penting. Oleh karenanya hafalkan dan amalkanlah
Sayyidul istighfar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar