HARI INI, 28 Oktober 2011, tepat 83 tahun
warga negara Indonesia kembali merayakan Hari Sumpah Pemuda yang pernah
terjadi di tahun 1928. Masihkah kita mengingat isi dari Sumpah Pemuda?
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Sebagai bangsa Indonesia kita tentu tidak boleh melupakan apa yang menjadi semangat para pemuda pada masa itu. Apa yang digelorakan para pemuda Indonesia saat itu yang akhirnya membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya. Ingat…., keberadaan Sumpah Pemuda inilah yang merupakan batu pijakan untuk bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Kalau kita coba merunut sejarah sepak terjang gerakan pemuda, tentunya tidak terbatas pada Sumpah Pemuda. Berdasarkan catatan sejarah, setelah 17 tahun Sumpah Pemuda digemakan, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik ke Rengasdengklok dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesi di Pegangsaan Timur 56 , dan memberitakan keseluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya 21 tahun kemudian yaitu tahun 1966, pemuda Indonesia banyak terlibat dalam gerakan menumbangkan penguasa orde lama yang tergabung di KAMI dan KAPPI dan mendirikan rezim Orde Baru (Soeharto). Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan ‘66 yang lebih bersifat kepada kontrol sosial.
Kemudian yang terakhir pergerakan kepemudaaan Indonesia yang menumbangkan Rezim otoriter (Orde Baru) selama 32 tahun berkuasa sejak terjadinya penumbangan rezim Orde Lama, maka pada tahun 1998 gerakan pemuda dan mahasiswa mengusung gerbong “Reformasi” dengan berbingkaikan demokrasi dan dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya sebagai Presiden RI. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya:Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
Fakta-fakta di atas juga menunjukkan betapa besarnya peran pemuda dalam pergerakan kebangsaan dan memliki ruang strategis melakukan perubahan dalam konteks keindonesiaan. Ini menunjukkan sprit pemuda selalu berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak kebangsaaan.
Sayangnya bila melihat kenyataan peran pemuda masa kini sangat berbeda jauh dengan peranan pemuda pada era sebelumnya. Pemuda kini hidup dalam dunia yang serba-pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya globalisai yang merasuk budaya Indonesia lewat perkembangan teknologi dan informasi yang sangat memikat. Haruskah ini terus dipertahankan? Tidak….!!!!
Sudah saatnya para pemuda ini kembali ditempatkan ke rel yang sebenarnya. Pemuda adalah agent of change atau agen perubahan yang menjelma menjadi sebuah amunisi dari maju mundurnya sebuah bangsa yang senantiasa siap untuk selalu mengambil peran dan memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan berbangsa dan bernegara. Ayo…majulah pemuda Indonesia….!!!!!
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Sebagai bangsa Indonesia kita tentu tidak boleh melupakan apa yang menjadi semangat para pemuda pada masa itu. Apa yang digelorakan para pemuda Indonesia saat itu yang akhirnya membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya. Ingat…., keberadaan Sumpah Pemuda inilah yang merupakan batu pijakan untuk bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Kalau kita coba merunut sejarah sepak terjang gerakan pemuda, tentunya tidak terbatas pada Sumpah Pemuda. Berdasarkan catatan sejarah, setelah 17 tahun Sumpah Pemuda digemakan, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik ke Rengasdengklok dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesi di Pegangsaan Timur 56 , dan memberitakan keseluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya 21 tahun kemudian yaitu tahun 1966, pemuda Indonesia banyak terlibat dalam gerakan menumbangkan penguasa orde lama yang tergabung di KAMI dan KAPPI dan mendirikan rezim Orde Baru (Soeharto). Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan ‘66 yang lebih bersifat kepada kontrol sosial.
Kemudian yang terakhir pergerakan kepemudaaan Indonesia yang menumbangkan Rezim otoriter (Orde Baru) selama 32 tahun berkuasa sejak terjadinya penumbangan rezim Orde Lama, maka pada tahun 1998 gerakan pemuda dan mahasiswa mengusung gerbong “Reformasi” dengan berbingkaikan demokrasi dan dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya sebagai Presiden RI. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya:Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
Fakta-fakta di atas juga menunjukkan betapa besarnya peran pemuda dalam pergerakan kebangsaan dan memliki ruang strategis melakukan perubahan dalam konteks keindonesiaan. Ini menunjukkan sprit pemuda selalu berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak kebangsaaan.
Sayangnya bila melihat kenyataan peran pemuda masa kini sangat berbeda jauh dengan peranan pemuda pada era sebelumnya. Pemuda kini hidup dalam dunia yang serba-pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya globalisai yang merasuk budaya Indonesia lewat perkembangan teknologi dan informasi yang sangat memikat. Haruskah ini terus dipertahankan? Tidak….!!!!
Sudah saatnya para pemuda ini kembali ditempatkan ke rel yang sebenarnya. Pemuda adalah agent of change atau agen perubahan yang menjelma menjadi sebuah amunisi dari maju mundurnya sebuah bangsa yang senantiasa siap untuk selalu mengambil peran dan memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan berbangsa dan bernegara. Ayo…majulah pemuda Indonesia….!!!!!
Sumber : http://www.surabayapagi.com