Praktek ilmu hitam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, dari zaman bahula sampai zaman modern sekarang. Namanya beragam diberbagai belahan bumi ini, ada yang menyebutnya black magic, ilmu hitam, voodoo, santet, teluh dll. Pun di Bali, keberadaan ilmu hitam tersebut seakan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakatnya, di desa maupun di kota. Lalu apa sebenarnya ilmu hitam itu? Tidak ada definisi yang mutlak, yang berkembang dimasyarakat adalah bahwa ilmu hitam itu dicap aliran kiri (baca; negatif) dan mempunyai banyak cabang misalnya leak, cetik. Secara logika tidak bisa dijelaskan bagaimana ilmu ini bekerja, secara scientificpun susah dimengerti dan tidak ada variable2 ilmiah yang bisa menjelaskannya.
Di Nusa Penida, ada satu cabang ilmu hitam yang paling ditakuti yang dikenal dengan nama ‘Sokik’. Praktek ilmu hitam ini pada dasarnya menggunakan mantra2 tertentu untuk menurunkan kekuatan supernatural hitam yang bertujuan untuk menyakiti seseorang baik secara psikis maupun fisik. Sejauh ini sokik ini dianggap praktek ilmu hitam yang terganas di Nusa Penida. Apa sebenarnya Sokik itu? Ternyata ’sokik’ itu adalah sebuah kayu special yang jarang ditemukan. Katanya sih khusus diimpor dari Pulau Lombok dan Sumbawa. Lewat kayu khusus itulah dan terkadang ditambah sarana boneka, para Sokiker (orang yang menjalankan ilmu sokik) ini merapalkan mantra2 khusus. Ada juga yang dilakukan dengan jalan memasang ranjau secara gaib lewat perantara kayu sokik ini, artinya jika si korban melintasi tempat yang dipasangi ranjau sokik itu maka dapat dipastikan dia akan terkena.
Lalu apa akibatnya jika terkena sokik? Macam2 dari yang ringan2 sampai yang berat2 misalnya lumpuh sebagian, migren hebat bahkan ada yang sampai ada sendok dan garfu di perutnya, juga bisa menjadi bengong2, melamun yang berkepanjangan, paranoid hebat etc. Jika dibiarkan maka bisa mengakibatkan kematian. Umumnya sakit fisik yang ditimbulkannya akan mempunyai ciri2 yang sama persis dengan penyakit2 medis. Jadi pas dibawa ke dokter misalnya maka akan dikira sakit media biasa tapi sebenarnya ada kekuatan magis yang berperan.
Sejujurnya penulis rada2 skeptis tentang hal2 yang berbau magic2kan cuman suatu ketika penulis menyaksikan sendiri ada orang yang terkena sokik kelas menengah, pas diobati (secara gaib pula) maka keluarlah sebatang duri dari jari telunjuknya, kata yang ahli duri itu adalah akibat dari sokik. Keluarnya bukan karena diambil seperti kita ‘pacek dui’ melainkan ‘disedot’ dengan sebuah alat khusus yang ditempel di ujung jari. Sejak saat itu skeptisnya sedikit berkurang.
Cara menghindarinya? Berdoa dan rajin sembahyang adalah salah satu jawabannya. Mendekatkan diri pada Tuhan/Hyang Guru. Terkadang tindakan nyata perlu diambil juga jika terkena rudal sokik ini. Untuk yang kelas ringan, kata yang ahli, cukup ‘diremek’ saja dengan sarana nasi wong2an misalnya pakai ajaran Siwa Budha dan sejenisnya. Untuk yang kelas berat semacam lumpuh dan ada sendok/garfu di dalam perut, perlu perpaduan antara balian dan medis secara bersamaan. Agh, kerasnya bebatuan di Nusa Penida sama kerasnya dengan rudal hitamnya. Semoga ga kena ***ngacir***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar